
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penderita kanker serviks terbanyak didunia, berdasarkan pernyataan badan kesehatan dunia WHO. Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Kanker serviks telah menjadi pembunuh nomer satu perempuan Indonesia.
Data dari WHO tiap tahun di seluruh dunia 490.000 perempuan didiagnosa menderita kanker serviks (80% terjadi di negara berkembang), 240.000 diantaranya meninggal.
"Untuk penderita kanker serviks, jumlahnya juga sangat tinggi. Setiap tahun tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi di Indonesia. Itu membuat kanker serviks disebut sebagai penyakit pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia," demikian pernyataan Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof.DR.dr. Aru Wicaksono yang disampaikan saat kegiatan diarea Hari Bebas Kendaraan Bermotor Kawasan Jl Jend. Sudirman Jakarta pada Minggu 26 Februari 2017.
Indonesia tidak hanya memiliki data kanker serviks terbanyak, tetapi juga kanker payudara merupakan kasus terbesar kedua setelah kanker serviks.
Bulan Oktober yang diperingati sebagai Bulan Peduli Kanker Payudara Internasional (International Breast Cancer Awareness), menjadi momentum pemerintah dan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan edukasi ataupun penanganan terkait kanker serviks dan payudara. Tidak terkecuali organisasi kemahasiswaan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia cabang Bogor.
GMKI Cabang Bogor menggelar Diskusi Perempuan “Bahaya Kanker Serviks dan Payudara serta Penanganannya” pada Sabtu 28 Oktober 2017. Diskusi dihadiri oleh kader-kader GMKI.
"Tingginya jumlah penderita kanker serviks di Indonesia mampu dicegah dengan melakukan antisipasi sejak dini, yakni pemeriksaan awal" kata Patricia Maiseka yang merupakan Sekretaris BPC GMKI Jakarta Barat.
Lebih lanjut Patricia menjelaskan "Pemeriksaan awal untuk kanker serviks dengan menggunakan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dan Pap Smear. Dan untuk pemeriksaan awal Kanker Payudara dapat menggunakan program yang dianjurkan Pemerintah yaitu Program SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Perempuan dapat memeriksa, apakah ada ditemukan benjolan di sekitaran payudara."
Ketua BPC GMKI Bogor Eric Christian Munthe, pun turut berpendapat dalam diskusi tersebut. “Diskusi tentang kesehatan menjadi suatu hal yang baru. Kita siap untuk mengkampanyekan pemeriksaan awal kanker serviks dan kanker payudara kepada masyakarat luas”.
Diskusi yang dimoderatori oleh Harry Sinaga Sekretaris BPC GMKI Bogor, berjalan dengan dinamis, peserta sangat antusias bertanya. Banyak ilmu baru yang didapatkan. Akhir kegiatan Pembicara dan seluruh peserta melakukan foto bersama. (DPT)
-
- Log in to post comments