Skip to content Skip to navigation

SIKKAT PASARIBU GELAR SEMINAR TINJU DAN MIX MARTIAL ART

Sikkat Pasaribu seorang mantan petinju nasional, kini banyak beraktivitas sebagai komentator pertandingan tinju disejumlah TV swasta, dan juga Ketua Umum Pemuda Olahraga Indonesia, hari ini Kamis 28 September 2017, bertempat di Aula Jakarta Media Center Jl. Kebon Sirih Jakarta Pusat, menggelar Seminar Peningkatan Mutu Pelatih Tinju Indonesia Menuju Sukses Asian Games 2018.

Seminar yang digelar mengundang banyak mantan petinju, pelatih tinju, manajer sasana tinju, promotor pertandingan tinju, inspektur pertandingan tinju, hakim/wasit tinju, pengurus organisasi/badan tinju, dan pemerhati tinju di Indonesia, dimaksudkan untuk membahas perkembangan olahraga tinju tanah air, dan juga membahas teknik bertinju bagi olahraga beladiri, khususnya MMA (Mix Martial Art).

Seminar yang dipandu Vino Manullang menghadirkan pembicara Sujaman dari kantor Kemenpora Sikkat Pasaribu, Dace Maigoda (inspektur Tinju), Ferry Waihati (Satria Menoreh DIY, Pertina DIY), Azadin Anhar (mantan Petinju Juara Amatir di Italia), Hugo Goselin (Pelatih), Max 'Ombax' Metinno (MMA), dan Phillipus Erlungan (Hakim Tinju dari ATI).

Sujaman dari Kemenpora menjelaskan bahwa pemerintah sangat konsen terhadap upaya peningkatan prestasi olahraga tinju tanah air. Sementara Dace sebagai inspektur pertandingan, menjelaskan bahwa perlu diperhatikan oleh para pelatih dan pemilik sasana, agar tidak sekedar menekankan target menang bagi para petinju binaannya. "Harus dilatih juga bagaimana pukulan jab yang benar, straighf yang benar, dan sebagainya. Juga kesiapan fisik dan pemahaman aturan".

Azadin mantan petinju yang juga pernah lama menjadi inspektur pertandingan, menjelaskan bahwa tidak mungkin bisa dilakukan pengaturan nilai suatu pertandingan, "Inspektur hanya menerima nilai dari wasit, dan itu bisa dilihat oleh pelatih ataupun manajer petinju". Lebih lanjut Azadin mengemukakan bahwa secara internasional sudah tidak lagi disebut yang namanya "Amatir", bahkan petinju profesional kini dapat bertanding dalam pertandingan tingkat amatir.

Hugo mantan petinju yang kini sebagai pengurus Pertina DKI Jaya, mengemukakan bahwa perlu ada koordinasi antara sasana dan pusat pelatihan daerah/nasional, agar pembinaan dan pelatihan petinju dapat berjalan baik.

“Sistem kepelatihan di Indonesia sifatnya masih manual sedangkan di luar sudah serba teknologi. Bagaimana sikap kita, mari kita bicarakan dalam seminar di Jakartra Media Center,” kata penggagas seminar, Sikkat Pasaribu.

Lebih lanjut Sikkat menjelaskan "Sudah waktunya standarisasi kepelatihan. Sehingga pelatih tidak sama rata melatih petinju yang masih nol dengan petinju yang sudah punya pengalaman tanding internasional. Harus beda. Banyak hal yang perlu kita diskusikan."

Max Metinno sebagai mantan juara MMA, kini menjadi promotor pertandingan MMA, mengemukakan bahwa tinju merupakan teknik pukulan terbaik, "Bagi saya, tinju itu indah. Saya hingga sekarang masih sering sparring partner bertinju".

"Petinju dapat menjadi mengikuti pertandingan MMA, bila mampu menguasai sejumlah beladiri seperti Muaythai, Brazillia Jiujitsu, dan sebagainya. MMA tidak seperti olahraga tinju yang punya amatir dan profesional. MMA hanya ada profesional" ujar Max.

Seminar masih akan berlanjut hingga sore hari, dengan agenda lain .seperti coaching clinic. (DPT)

Share

Advertorial