Gerejani Dot Com - Bilangan Research Center (BRC) merilis bagian I hasil Survey Kepemimpinan Gereja seri I, sebagaimana diterima redaksi pada 29 Januari 2023. Rilis Seri Survei Kepemimpinan Gereja (Bagian 1), yakni mengenai “Tipe Kepemimpinan”.
BRC melakukan survei nasional terhadap 1.053 pimpinan gereja, yang berasal dari gereja kecil, sedang, maupun besar, dan juga dari berbagai aliran.
Salah satu yang diteliti adalah bagaimana pengaruh Tipe Kepemimpinan terhadap kinerja pimpinan gereja dalam hal :
(1) Memimpin Tim Pelayanan dan Jemaat,
(2) Navigasi Organisasi dengan Berpikir Strategik, dan
(3) Pemenuhan Panggilan Tuhan terhadap gereja-Nya.
Tipe Kepemimpinan dalam survei ini dilihat dari 2 dimensi yang berbeda, yaitu Fokus Kepemimpinan dan Metafora Kepemimpinan.
Gereja yang fokus utama kepemimpinannya adalah (1) menghasilkan pemimpin baru yang lebih baik dalam melanjutkan karya atau, (2) menentukan prakarsa prakarsa baru atau membuat gagasan dan insiatif baru dan kreatif, cenderung menghasilkan kinerja kepemimpinan yang jauh lebih efektif dibandingkan dengan yang berfokus pada hal lainnya.
6 Metafora Kepemimpinan
Survey BRC menggunakan 6 metafora yang menggambarkan tipe kepemimpinan, yakni :
1. Panglima Perang
2. Kapten Kapal
3. Pemandu Wisata
4. Dirigen
5. Petani
6. Coach/Pelatih
Hasil survei menunjukkan, 2 tipe metafora yang paling efektif dalam menghasilkan kinerja kepemimpinan yang baik adalah (1) Coach/Pelatih; dimana tugas pemimpin adalah menentukan standar kinerja dan melatih, dan (2) Petani; dimana tugas pemimpin adalah menumbuhkan kapabilitas anak buah.
Pemimpin yang metaforanya seperti Panglima Perang dan Kapten Kapal cenderung menghasilkan kepimpinan yang relatif tidak efektif.
3 Insight Hasil Survey
Pertama, Gereja perlu menempatkan FOKUS PALING UTAMA pada:
• Menghasilkan pemimpin baru yang lebih baik dalam melanjutkan karya", dan
• Menentukan prakarsa prakarsa baru/membuat gagasan dan inisiatif yang baru dan kreatif".
Kedua, gereja dengan KEWENANGAN yang cenderung INDEPENDEN (keputusan di gereja lokal), kepemimpinannya sangat PERLU BERFOKUS pada “Menghasilkan PEMIMPIN BARU yang lebih baik dalam melanjutkan karya saat ini”.
Sedangkan gereja lokal yang cenderung TIDAK INDEPENDEN dalam KEWENANGAN (keputusan di sinode, lokal hanya pelaksana), kepemimpinannya lebih PERLU BEFOKUS pada: "Membuat GAGASAN dan INISIATIF yang baru dan kreatif".
Ketiga, Pemimpin gereja perlu bertindak layaknya COACH (Menentukan standar kinerja dan melatih) atau pun PETANI (Penumbuh kapabilitas anak buah). Untuk Menghasilkan Kepemimpinan Gereja yang Optimal dalam:
• Memimpin Tim Pelayanan dan Jemaat
• Navigasi Organisasi dengan Berpikir Stratejik
• Pemenuhan Panggilan Tuhan terhadap gereja-Nya.
Hal ini berlaku di segala size gereja dan segala sistem pemilihan majelis. Berikut link akses hasil survey, klik disini, atau hubungi Bilangan Research Center 081398892237. (DPT)