GEREJANI DOT COM - Konsistensi kiprah Ketua Harian Badan Interaksi Sosial Masyarakat (BISMA) Dr. John N Palinggi, MM., MBA dalam berbagai aktivitas, mendapat apresiasi dari banyak pihak, termasuk diantaranya penghargaan dari kalangan Kerajaan Nusantara.
John Palinggi yang juga seorang pengusaha nasional, pada tahun 2023 ini saja mendapat sejumlah penghargaan, sebut saja penghargaan yang diterimanya dari Kerajaan Buleleng Bali, sebagai sebagai tokoh Environmentalist, Diversity, World Peace (Tokoh Peduli Lingkungan Hidup, Kerukunan & Kemajemukan, dan Perdamaian Dunia).
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Raja Agung Singaraja di Puri Agung Kerajaan Buleleng, Kota Singaraja Bali, Ida Anak Agung Ngurah Ugrasena , pada Sabtu (16/12/23), demikian disampaikan John Palinggi dalam bincang-bincang dengan media jelang akhir tahun, diruang kerjanya di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Jumat 22 Desember 2023.
Tidak hanya Kerajaan Buleleng, John Palinggi dipercaya menerima keris pusaka dari Yayasan Sri Loka Foundation Bali, di Ubud, yayasan yang berdiri pada 1931 dan bergerak mengembangkan dan mengelola serta mempromosikan budaya seni tari Bali ke berbagai negara besar di dunia, seperti Perancis dan Jepang.
John Palinggi diberi gelar Satria Sakti Nusantara oleh Kerajaan Buleleng, Bali, 30 April 2023 lalu.
John Palinggi selain aktif dalam berbagai organisasi dan forum dunia usaha, seperti menjadi Penasehat KADIN DKI Jakarta, dan Ketua Umum ARDIN, juga berkiprah aktif sebagai konsultan lingkungan dan tergabung dalam Dewan Pakar Perhimpunan Cendikiawan Ilmu lingkungan Indonesia bersama Prof. Emil Salim.
KONSISTEN BERKIPRAH DAN BERBUAT BAIK
Keterlibatan John Palinggi dalam wadah BISMA, membawanya berinteraksi dengan realitas kemajemukan masyarakat, termasuk konsisten dalam berbagai aktifitas mediasi dan inisiasi perdamaian.
Konsistensi kiprah John Palinggi tersebut, yang menghantarnya mendapat banyak penghargaan/ apresiasi.
"Saya buktikan dari tahun ke tahun rupanya kalau kita sayang kepada manusia selalu mendambakan persaudaraan membagi kasih sayang dan membuat orang lain tersenyum tertawa bahagia maka implikasinya membuat kita panjang umur, murah rejeki bahkan bahagia itu saya rasakan di usia saya sekarang ini," ujar John Palinggi.
"Jadi, perbedaan itu jangan diingkari, tapi harus dimaknai dengan niat tulus untuk mengasihi sesama manusia apapun latar belakang sosial dan ekonominya" lanjut John Palinggi.
“Penghargaan ini merupakan simbol adanya gelombang persaudaraan dan persahabatan serta ada hati dan silahturahim yang kuat sebagai sesama anak bangsa. Dengan penghargaan ini membuat saya lebih aware, memelihara hati agar tidak ‘cidera’ dalam sikap, tindakan, dan perbuatan dalam hidup ini,” ungkap John yang juga lama berkiprah di LEMHANNAS dan BIN.
Selain mendapat penghargaan, John Palinggi juga dianugerahi gelar kerajaan, seperti Kanjeng Raden Aryo Wiryonegoro dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, yang belakangan John mendapat gelar sebagai Kanjeng Gusti Pangeran, sementara pada Oktober 2022, dalam acara adat Erau di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, John disematkan gelar Raden Satya Santika.
John juga mendapat penghargaan dari Kerajaan di Garut dan sejumlah kerajaan nusantara lainnya.
“Ini semua membuat saya merefleksi hidup agar lebih baik lagi kedepannya. Penghargaan itu tidak sekadar membanggakan, tapi juga memiliki pesan bahwa kerajaan-kerajaan di Nusantara itu sangat terbuka bersaudara dengan saya. Dari saya sendiri setidaknya memiliki kesetiaan, loyalitas, rasa hormat, dan penghargaan terhadap yang memberikan penghargaan" tukas John Palinggi.
John Palinggi berkeyakinan, keputusan berbagai kerajaan memberinya gelar juga menjadi bukti betapa kuatnya spirit merawat pluralisme di bangsa ini.
“Kemajemukan merupakan modal besar bangsa ini. Meski berbeda, kita harus memiliki satu keinginan yakni mengasihi dan menyayangi sesama manusia, tidak hanya sesama anak bangsa, tapi juga seluruh umat manusia,” pungkas John Palinggi. (DPT)